Banteng Tidak Boleh Diburu Di Indonesia
Hewan yang sekebarat dengan sapi ini memiliki ciri fisik hampir sama dengan sapi.
bantheng merupakan hewan herbivora yang dapat anda temui di asia tenggara,Indonesia,Malasia,thailand,kamobja.
Jika di indonesia banteng sudah mulai langka akibat perburuan dan menjadi salah satu menjadi favorit konsumsi,selain di ambil dagingnya terkadang banteng juga di ambil tanduknya,oleh karena itu.untuk mengatasi krisis para pelindung juga melakukan perkawinan silang terhadap banteng dan sapi.ada beberapa jenis banteng di indonesia yang bisa anda temui.
juga di di bagi menjadi 3 jenis yaitu :
Banteng jawa (B. j. javanicus)
(Bos javanicus lowi)
(Bos javanicus lowi) merupakan salah satu jenis satwa liar berkuku genap dan termasuk mamalia dalam golongan ruminansia besar.yang sebarannya ada di Kalimantan,tepatnya di Taman Nasional Kutai,Taman Nasional Kayan Mentarang serta di Blantikan,Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah.
dikutip dari mnlhk Malinau, 24 Januari 2019. Banteng merupakan salah satu hewan asli Asia tenggara, dan salah satu mamalia besar Indonesia yang memiliki status dilindungi berdasarkan P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan Dan Satwa Yang Dilindungi. Bahkan oleh IUCN Redlist mengkategorikan Banteng sebagai satwa yang terancam punah atau Endagered.
Banteng aktif pada siang dan malam hari,namun.aktivitas malam lebih umum di daerah yang banyak dikunjungi manusia.
Kawanan banteng di alam liar terdiri dari 2 hingga 40 ekor banteng dengan hanya satu pejantan.Banteng adalah hewan dalam golongan herbivora dan memakan berbagai tumbuhan seperti rumput,teki,tunas,daun,bunga,dan buah-buahan.
Banteng sering minum air,terutama dari air yang tenang,tetapi mampu bertahan beberapa hari tanpa air di musim kemarau.
Fisiologi reproduksi banteng tidak banyak diketahui,tetapi mungkin mirip dengan sapi eropa yang telah banyak diamati.
Induk banteng mengandung dalam jangka 285 hari (lebih dari 9 bulan,atau seminggu lebih lama dibandingkan sapi eropa)dan kemudian melahirkan seekor anak banteng saja.
Banteng ditemukan di berbagai jenis habitat di jangkauan alamiahnya,termasuk hutan bertumbuhan peluruh,setengah peluruh,bagian bawah hutan montana,lahan pertanian yang ditinggalkan,serta daerah rerumputan.
Secara morfologi, warna tubuh banteng lowi jantan sama dengan gaur, sehingga memicu adanya kedekatan genetic antara banteng lowi di long tua dengan Gaur. Namun, dari warna tubuh betina dewasa, ukuran tubuh maupun bentuk tanduk sangat berbeda, sehingga dugaan tersebut menjadi lemah.
Tidak hanya itu, adapun dugaan lainnya bahwa leluhur banteng lowi mendapatkan genom mitokondria dari gaur melalui introgressi. Seperti yang terjadi pada Bos jenis Kouprey (B. sauveli) yang merupakan hasil kawin silang antara B. javanicus dan B. frontalis.
Pada sub spesies banteng, jarak genetic banteng lowi dan banteng jawa adalah 0,37, angka tersebut lebih jauh dibandingkan dengan banteng Birma dengan rata-rata jarak 0,35. Yang berarti banteng lowi memiliki perbedaan sebanyak 37% dari banteng Jawa dan 35% dari banteng Birma.
Lalu bagaimana dengan status kemurnian genetic banteng lowi yang sempat hidup secara simpatrik dengan sapi peliharaan ?
Saat ini keberadaan sapi di padang Long Tua sudah tidak bisa di deteksi lagi. Berdasarkan hasil filogenetik dan jarak genetiknya, benteng lowi terpisah dari kelompok sapi peliharaan yang sampelnya juga di ambil dari Malinau.
Dengan kata lain,banteng di padang penggembalaan Long Tua merupakan murni Banteng Borneo atau Banteng Kalimantan (Bos javanicus lowi) berdasarkan buku laporan analisis genetic banteng BTNKM 2018.
Upaya konservasi Banteng Borneo di TNKM terus dilaksanakan dari tahun ke tahun. Di samping itu hasil analisis ini juga masuk dalam daftar saran agar dilanjutkan dengan kajian-kajian lain. Terutama melalui analisis DNA dengan menggunakan DNA inti sel sebagai dasar penyusunan rekomendasi untuk strategi konservasi banteng yang lebih lengkap kedepannya.